Translate

Senin, 14 Desember 2015

Pengertian Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah masalah yang cukup umum terjadi di masyarakat. Kondisi ini disebabkan oleh naiknya asam lambung menuju esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada. Esofagus yang juga dikenal sebagai kerongkongan adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan mulut dan lambung.

Penyebab Naiknya Asam Lambung atau GERD

Penyakit asam lambung atau GERD pada umumnya disebabkan oleh tidak berfungsinya lower esophageal sphincter (LES). LES adalah lingkaran otot pada bagian bawah dari esofagus. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika makanan atau minuman turun ke perut. Setelah makanan masuk, LES akan menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di perut agar tidak naik kembali ke kerongkongan atau esofagus.
Penyakit Asam Lambung-Alodokter
Jika tidak LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa keluar dari perut dan menyebabkan penyakit asam lambung. Penyebab penyakit asam lambung biasanya terkait dengan faktor kelebihan berat badan, keadaan hamil, atau konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak.
Gejala GERD yang dirasakan adalah sensasi rasa terbakar di bagian dada atau nyeri ulu hati. Akibatnya, kita akan merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan.
Mulut serta kerongkongan juga akan terasa tidak enak. Kita juga akan mengalami rasa sakit dan kesulitan saat menelan makanan. Perawatan secara serius akan diperlukan jika gejala GERD di atas muncul secara terus-menerus.

Diagnosis Asam Lambung atau GERD

Untuk melakukan diagnosis penyakit asam lambung atau GERD, dokter cukup menanyakan gejala-gejala yang Anda alami. Penelitian lebih lanjut untuk memastikan diagnosis bisa dilakukan melalui prosedur endoskopi.
Endoskopi sendiri menggunakan alat yang disebut endoskop. Sebuah tabung fleksibel panjang dengan lampu dan kamera pada bagian ujungnya. Alat ini akan dimasukkan melalui mulut untuk melihat penyebab naiknya asam lambung dan jika ada luka di dinding esofagus.

Pengobatan Asam Lambung atau GERD

Pengobatan penyakit asam lambung memiliki tahapan. Cara awal yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan mengganti menu makanan, yaitu beralih ke menu makanan yang rendah lemak dan bergizi. Tapi ketika perubahan menu makanan tidak berhasil, obat-obatan akan digunakan untuk meredakan gejala yang dirasakan.
Jika langkah pengobatan yang sudah dijalani masih belum berhasil, mungkin perlu dilakukan operasi untuk mengatasi GERD. Bagi penderita yang mengalami penyakit asam lambung secara kambuhan, mungkin perlu diberikan dosis obat untuk jangka panjang.

Komplikasi Akibat Asam Lambung atau GERD

Komplikasi penyakit asam lambung yang paling sering terjadi adalah esofagitis. Esofagitis adalah peradangan atau inflamasi pada dinding esofagus atau kerongkongan. Pada kasus esofagitis yang parah, penderita akan kesulitan menelan karena munculnya tukak. Tukak terbentuk ketika lapisan dinding esofagus tererosi sehingga menjadi luka. Pada kasus yang lebih parah lagi, bisa terjadi kanker esofagus.

Minggu, 13 Desember 2015

Wisata Gunung Pegat Blitar


K
abupaten Blitar sering juga di sebut “daerah seribu candi” yang di bangun mulai Dinasti Singosari, Dinasti Majapahit sampai Dinasti Kediri. Untuk eksplorasi kali ini Ars Mania akan ku ajak menelusuri daerah barat Blitar, lebih tepatnya di Kecamatan Srengat. Pasti yang kalian ketahui kalau tentang Srengat yaitu Gunung Pegat, benar kan? Padahal ada salah satu situs sejarah lho di situ. Mau tau apakah itu? Jawabannya adalah Kekunaan atau Candi Mleri.
Ars Mania, dengan naik motor perjalanan menuju lokasi ini hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit lho dari pusat Kota Blitar tercinta. Sempat salah masuk gang menuju lokasi itu, akhirnya aku pun sampai di komplek Kekunaan Mleri. Aku pun tak berfikir panjang dan langsung menemui juru kuncinya di kediamannya yang tak jauh dari lokasi kekunaan ini. Dengan ramahnya, seorang kakek yang bernama Mbah Munajib pun menyambut kedatanganku. Beliaupun mengajakku ke dalam lokasi untuk menceritakan dan menjelaskan apa saja tentang kekunaan ini. Ars mania pasti dari tadi bertanya-tanya ya apa sih yang dimaksud kekunaan mleri? Iya deh ku jawab, kekunaan itu adalah kata lain dari peninggalan, mleri artinyatempat istirahat tekan pati. Jadi kekunaan mleri berarti peninggalan tempat istirahat tekan pati. Sekelumit kisah yang diceritakan sang juru kunci kepadaku, dibaca yaaa…
Kekunaan atau Candi Mleri terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar di kaki Gunung Pegat, kira-kira 9.7 km dari barat pusat Blitar. Letaknya berdekatan dengan situs Pertapaan Dewi Kilisuci (peninggalan dari Kerajaan Kadiri) yang terletak di puncak Gunung Pegat. Tedapat 8 makam di sini, 6 makam prajurit di luar ruangan dan 2 makam di dalam ruangan, yaitu makam raja dan istrinya dalam komplek kekunaan ini.
Kekunaan Mleri atau Candi Mleri adalah reruntuhan candi yang sebagian batu-batu candinya disusun menjadi komplek makam. Dikawasan ini tersimpan berbagai artefak-artefak seperti antefik, kala, lingga, prasasti, relief-relief yang indah, swastika, dan yoni. Berikut diskripsi dari artefak-artefak yang tersimpan di Kekunaan Mleri: Antefik. Antefik adalah unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan bagian luar bangunan candi dalam bentuk segitiga meruncing. Ada Bertari Durga yang bertangan 4, apabila marah tangannya bisa menjadi 12. Kala. Penggambaran kala sering dilengkapi dengan tangan bercakar dan semacam tanduk di bagian kepala.  Kala bisanya terletak di bagian ambang pintu maupun di atas relung-relung candi. Ada Condrosengkolo dengan 1 hidung, 2 mata, 2 telinga, dan 2 tangan yang di gabung 1222, ini memiliki arti makam ini sudah ada sejak tahun 1222 M. .Lingga. Lingga adalah simbol aspek pria, juga sebagai penggambaran Dewa Siwa, memiliki 8 sisi. Swastika. Swastika adalah semacam penunjuk arah atau kompas. Yoni. Yoni adalah simbol aspek wanita yang juga merupakan penggambaran istri Dewa Siwa (dewa dalam agama Hindu). Biasanya digambarkan dalam kesatuannya dengan lingga. Berdasarkan adanya lingga dan yoni, diperkirakan bahwa latar belakang keagamaan dari Kekunaan Mleri adalah agama Hindu.
Candi  ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai candi yang tertua yang ada di Kabupaten Blitar. Menurut informasi dari Mbah Munajib kata candi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti makam. Karena memang di kompleks tersebut yang tampak seperti makam kuno, sehingga lebih dikenal sebagai Kekunaan Mleri.
Di Kekunaan Mleri ini diyakini sebagai makam raja Singasari III, yang bergelar Sri Wisnu Wardhana. Nama aslinya adalah Ranggawuni, yang merupakan putra Anusapati atau cucu Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Abu sang raja di bagi menjadi dua, yang separuh di taruh di Mleri, sedang yang separuhnya lagi di taruh Singosari-Malang. Makam ini sudah ada sejak tahun 1222 M. Hal ini didasarkan kepada prasasti yang berhuruf Sansakerta yang ada di kompleks makam tersebut dengan lambing kalamakara (wujud raksasa). Menurut Kitab Negarakertagama Wisnuwardhana didharmakan dengan wujud arca Siwa di Waleri (Mleri) dan dalam bentuk arca Sugata (Budha) di Jajaghu (Candi Jago).
Lebih lanjut, Mbah Munajib mengatakan bahwa prasasti yang ada di kompleks Kekunaan Mleri ini pernah diteliti oleh peneliti dari Jepang. Peneliti tersebut membersihkan prasasti tersebut lalu memotretnya untuk dianalisa di Jepang namun sampai sekarang tidak diketahui kelanjutannya.
Berbeda dengan suasana candi yang ada di Indonesia, kompleks Kekunaan Mleri ini masih tampak “hidup” dengan hadirnya peziarah yang secara regular ingin “ngalap berkah”. Maka bila memasuki kompleks Kekunaan Mleri ini, kalian pasti akan mencium bau wewangian dari semerbak bunga-bunga ditaburkan para peziarah serta sisa abu dari asap dupa kemenyan, kendati makam di sini merujuk kepada tempat pendarmaan abu Sang Raja. Sehingga terkesan seram dan angker (keramat).

Konon arca macan putih ini dapat hidup (tampak jelmaan dengan wujud harimau putih) pada malam jum’at legi.

Jumat, 11 Desember 2015

Sensor Suara


Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya. Salah satu komponen yang termasuk dalam sensor ini adalah Microphone atau Mic. Mic adalah komponen eletronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang digetarkan oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik.




http://komponenelektronika.biz/wp-content/uploads/2014/01/Sensor-Suara.jpg

Mic dapat diklarifikasikan menjadi beberapa jenis dasar antara lain; dinamis, piezoelektrik, dan elektrostatik. Mic dinamis adalah contoh alat yang memiliki sensor suara dengan peran yang besar dalam dunia industri musik. Sedangkan untuk Mic piezoelektrik digunakan secara luas untuk mic dengan meter rendah tingkat frekuensi suara. Untuk masalah pengukuran, mic elektrostatik adalah yang paling populer karena mereka dapat dirampingkan, memiliki ffrekuensi respon konsekuensi rata selama rentang frekuensi yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan mic jenis lain. Intensitas suara mic ini dirancang untuk menangkap intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor. Bila dilihat dari intensitas bunyi, mic dibagi menjadi dua jenis, yaitu arang dan capasitor.
Diperlukan bebrapa komponen dalam pembuatan sensor suara. Komponen yang diperlukan sangat mudah ditemukan dan memiliki harga yang terjangkau. Komponen-komponen yang dibutuhkan antara lain; resistor memiliki dua saluran yang fungsinya untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara dua salurannya sesuai dengan arus, kondensator, trimpot memiliki hambatan listrik yang dapat diubah-diubah dengan cara memutar porosnya, dioda adalah bahan semikonduktor yang dapat menghantar arus listrik pada satu arah saja, IC (Intergrated Circuit) atau sirkuit, kondensator mic, LED untuk mengeluarkan emisi cahaya, timah, solder, kabel secukupnya dan lain-lain.

Senin, 30 November 2015

Osilator dan jenis-jenisnya



Osilator (oscillator) adalah rangkaian elektronik untuk menghasilkan getaran atau guncangan-guncangan listrik. Osilator menghasilkan getaran atau guncangan berupa gelombang listrik dengan amplitudo yang konstan, tidak surut.  Gelombang listrik ini berbentuk sinyal ac sinus (sinusoidal wave).
Pada dasarnya sebuah osilator adalah penguat (amplifier) dengan umpan balik positif (positive feedback) yang kuat.  Umpan balik positif inilah yang menyebabkan adanya kontinuitas getaran listrik yang dihasilkan oleh osilator.
Osilator banyak diterapkan di dalam berbagai perangkat elektronik seperti penerima radio, pemancar radio, perekam pita magnetik, synthesizer alat musik dan lain-lain.
Sebuah rangkaian osilator mempunyai tiga bagian yang membentuknya, yaitu :

  • Penguat
  • Penentu frekwensi
  • Sirkit umpan balik.
Penguat (amplifier), dalah transistor atau tabung vakum yang dirangkai sebagai sebuah penguat sinyal (signal-amplifier).
Penentu frekwensi, adalah L (lilitan atau kumparan) dan C (kondensator) yang dirangkai secara berjajar (paralel) ataupun berderet (seri) di dalam osilator yang menghasilkan resonansi pada frekwensi tertentu. Tentang sirkit L dan C dengan frekwensi resonansinya bisa diikuti dalam :
Frekwensi Resonansi Sirkit L - C .

Ada kalanya penentu frekwensi adalah berupa rangkaian R (resistor) dan C (kondensator), seperti di dalam osilator geseran fasa.
Sirkit umpan balik, adalah rangkaian yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (dari kolektor) ke jalan masukan (basis atau emitor). Akan tetapi syarat pengumpan balikkan ini adalah fasa sinyalnya harus sama. Karena antara sinyal pada basis atau emitor dengan sinyal yang muncul di kolektor berlawanan fasa 180º, maka dilakukanlah pembalikkan fasa terlebih dahulu.
Dalam osilator yang menerapkan sirkit L-C pembalikkan fasa sinyal dilakukan oleh gulungan pada L yang dibuat berbeda arah gulungannya antara gulungan primer dari kolektor dengan gulungan sekunder untuk umpan balik ke basis atau emitor.
Jenis-jenis osilator
Ada beberapa jenis osilator yang bisa dikenali dari pola pengumpan-balikannya dan pola sirkit tala-nya, di antaranya adalah :


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJWn50xdKAdaTPghzuu4e4Jtcguj0Jb0xDWdAF3nAy2uI1urYxiBz4lIhPBmkuzfpIJ55p7SqGH4LPcnh9YEMjToUoSboTbh1GS6rgrNipSjVEoVZO_3kNHOFgtD1wL615ml3Tnxhj3cY/s1600/osc+armstrong,+colpitts,+hartley+2+small.gif

 Osilator Armstrong
Adalah osilator yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (kolektor) dengan kopling induksi kepada jalan masukan (basis) yang ternala.  Karenanya dalam penerapan rangkaian bertransistor osilator jenis ini dikenal juga dengan nama : osilator dengan basis ternala (tuned base oscillator).
Pada gambar (a) tampak rangkaian osilator armstrong dengan transistor.  Terdapat trafo yang terbentuk dari gulungan L1 dan L2.  Sinyal keluaran di kolektor diinduksikan oleh L1 kepada L2 yang terhubung ke basis. L2 bersama dengan C3 membentuk sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator.  Untuk mendapatkan frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C3 ini bisa dibuat variabel (berbentuk varco).
Kondensator C1 menyekat tegangan DC agar tidak masuk/terhubung ke L1, dan C2 menyekat tegangan DC agar tidak masuk ke L2.
Dalam perkembangannya, sirkit tala pada osilator Armstrong tidak hanya diletakkan pada basis, akan tetapi ada kalanya diletakkan pada emitor sebagaimana diperlihatkan pada gambar (b)
 Osilator Colpitts
Adalah osilator dengan pengumpan-balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara kapasitansi.
Pada gambar (c) tampak rangkaian osilator Cilpitts dengan transistor.  Perhatikanlah bahwa C3 dan C4 membentuk pembagi tegangan bagi frekwensi yang ternala.
Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis sesungguhnya adalah sinyal dengan level yang terdapat pada C4 (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan).  Perbandingan kapasitas C3 dengan C4 menentukan faktor pengumpan-balikkan.
Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1, C3 dan C4.  Untuk mendapatkan frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel, atau C3 yang dibuat variabel, atau keduanya dibuat variabel.
Pada gambar (d) di atas memperlihatkan bentuk lain osilator Colpitts.  Umpan balik dilakukan dari kolektor ke emitor melalui pembagi tegangan secara kapasitansi C3 dan C4.   Jalan masukan basis diground-kan bagi sinyal ac. Sirkit tala L1, C3 dan C4 menentukan frekwensi osilator.
Osilator Hartley
Adalah osilator yang menerapkan pengumpan balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara induktansi.
Pada gambar (e) tampak rangkaian osilator Hartley dengan transistor.  Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis adalah sinyal dengan level yang berada pada gulungan antara c dan b (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan).  Perbandingan gulungan dari a ke b dengan gulungan dari b ke c menentukan faktor pengumpan-balikkan.
Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1 dan C4. Untuk mendapatkan frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel.
Pada gambar (f) tampak bentuk lain konfigurasi osilator Hartley.  Sinyal yang diumpan balikkan adalah sinyal yang terdapat pada gulungan antara a dan b. L1 dan C4 merupakan sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator.  Sinyal keluaran diambil langsung dari kolektor dengan penyadapan C2.
Osilator Armstrong, osilator Colpitts dan osilator Hartley adalah tiga jenis utama osilator sinus yang menerapkan L dan C sebagai resonatornya.  Di samping ketiga jenis osilator itu masih ada beberapa jenis osilator sinus yang lainnya, di antaranya adalah :




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj94OKCOjAuGRNA-MEuE6vq6OZbmLNKI5rZmoxpA_MluFXtPUl4tEy9uy7skg2cnqA7JSe2VZjvTeOc7dUnieE484RMDqPKg5KfMbq0xJ-z9C5HJvV0orjyJbHYhtzfqwahPzUsLHYGMXc/s1600/osilator+pierce,+clapp,+geseran+fasa+small.gif 
Osilator Pierce
Osilator ini sebenarnya ekivalen dengan osilator Colpitts, hanya saja ia tidak menerapkan sirkit tala L dan C, akan tetapi menerapkan kristal kwarsa sebagai resonatornya (penentu frekwensinya).
Pada gambar (g) tampak rangkaian osilator pierce.   C3 dan C4 merupakan pembagi tegangan secara kapasitansi.  Basis transistor di-groundkan bagi sinyal-sinyal ac.  Umpan balik dilakukan melalui jalan masuk emitor.  Frekwensi osilator ditentukan oleh frekwensi osilasi dari kristal kwarsa (X-tal).
Pada osilator yang menerapkan kristal kwarsa, frekwensi osilator adalah tetap (tidak bisa diubah-ubah). Kalaupun C5 (misalnya) dibuat variabel, perubahan frekwensi yang terjadi sangatlah kecil sehingga seringkali diabaikan.

Osilator Clapp
Osilator ini adalah bentuk pengembangan dari osilator Colpitts, hanya saja sirkit tala yang menentukan frekwensi kerjanya menerapkan L dan C secara berderet (seri).
Perhatikan gambar (h) di atas.
Pada osilator Clapp ada tambahan C3 yang berderet (seri) dengan L1. L1 bersama dengan C3 menjadi sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator.  Apabila frekwensi hendak dibuat variabel, maka C3 dibuat variabel dalam bentuk varco.Dalam rangkaian seperti ini C1 dan C2 secara praktis tidak ikut menentukan frekwensi osilator karena pengaruhnya hanya kecil saja terhadap L1.
Jadi, C1 dan C2 lebih berperan sebagai pembagi tegangan saja.

Osilator Geseran Fasa
Osilator geseran fasa (Phase Shift Oscillator) sering diistilahkan dengan osilator R-C.  Dikatakan sebagai osilator R-C karena dibangun dengan komponen-komponen R (resistor) dan C (kondensator) dan tidak menerapkan sirkit tala L dan C.  Frekwensi osilator ditentukan oleh besaran-besaran R dan C di dalam sirkit umpan baliknya.
Osilator geseran fasa umumnya diterapkan untuk menghasilkan frekwensi audio dan jarang sekali diterapkan untuk frekwensi radio.  Ia memanfaatkan efek bergesernya fasa tegangan pada setiap tahap rangkaian R dan C.
Perhatikan gambar (i) di atas.
Agar terselenggara umpan balik positif, fasa tegangan sinyal yang ada di kolektor harus diputar terlebih dahulu sebesar 180º barulah kemudian diumpankan kepada jalan masukan (basis). Hal itu dilakukan karena sebagaimana diketahui bahwa fasa sinyal pada kolektor selalu berlawanan dengan fasa sinyal pada basis.
Pemutaran/penggeseran fasa dilakukan oleh tiga tahap yang masing-masing tahapnya akan memutar fasa sebesar 60º. Penggeser fasa pertama adalah untaian C1 dan R1, yang kedua adalah C2 dan R2, dan yang ketiga adalah C3 dan R3. Dengan demikian terjadi 3 kali penggeseran fasa sebesar 60º, maka secara keseluruhan menjadi 180º.

Strain Gauge dan Load Cell

 

Sensor gaya yang umum digunakan adalah strain gauge dan load cell. Sebuah strain gauge atau pengukur tekanan mekanis, sangat sensitif terhadap perubahan gaya mekanik. Alat ini terdiri dari selembar kertas foil logam tipis, yang dibentuk sedemikian rupa menjadi benang-benang yang sangat halus. Kertas foil ini terbungkus seluruhnya oleh lapisan film plastik.

 
Strain gauge dipasangkan pada objek yang akan diberi tekanan mekanik. Ketika objek terkena tekanan, kertas foil mengalami hal yang sama sehingga benang-benangnya akan tertarik memanjang. Ketika hal ini terjadi, benang-benang tersebut menjadi lebih panjang dan tipis sehingga tahanan listriknya bertambah. Perubahan nilai tahanan ini sangat kecil, sehingga diperlukan rangkaian khusus untuk mengukurnya.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJhMzsqkGF3QDyAfQidJMjofEerVtZoe4KODOCuqoJGrrWYPoV1gtg8We1LHzgzPSOt0KGuWng_kEIJJNnBXocZ7QtkKtuTb3IMZUd0fdbXh49MH1lnBWK5UeGzaxIVZgAEJbcHKNlR4U/s1600/wheatstone_bridge_loadcell.png

Rangkaian diatas adalah sebuah jembatan Wheatstone (Wheatstone bridge). Salah satu dari keempat sisi rangkaian ditempati oleh gauge dan sisi lainnya oleh sebuah gauge lain yang identik, yang disebut sebagai dummy. Gauge kedua ini (dummy) tidak dikenakan tekanan mekanis, namun dimaksudkan untuk mengimbangi perubahan tahanan pada gauge pertama yang diakibatkan oleh suhu. R2 adalah kombinasi seri antara sebuah resistor tetap dan sebuah resistor variabel.

Salah satu cara untuk mengetahui besarnya perubahan tahanan gauge adalah dengan mengatur resistor variabel sedemikian rupa sehingga tegangan pada titik C sama dengan tegangan pada titik D. Ketika hal ini dapat dicapai, rangkaian jembatan dikatakan berada dalam keadaan seimbang dan V out akan sama dengan nol. Selanjutnya kita menghitung tahanan gauge dengan menggunakan persamaan:

R1 / R2 = Rgauge / Rdummy

Nilai-nilai R1 dan R2 diketahui. Tahanan dummy pada titik suhu yang baku dapat diketahui dari sebuah data sheet, sehingga kita dapat menghitung tahanan gauge, dibawah tekanan mekanis, yang belum diketahui. Langkah terakhir adalah menghitung gaya yang hendak diukur, dengan merujuk pada perubahan tahanan gauge. Biasanya rangkaian jembatan ini dikalibrasi dengan cara memberikan gaya dengan nilai-nilai yang telah diketahui besarnya, mengukur perubahan tahanan gauge, dan memplot hasil-hasil pengukuran ini dalam bentuk grafik yang 
menggambarkan gaya dan tahanan.

Sel beban (load cell) terdiri dari satu buah strain gauge atau lebih, yang ditempelkan pada batang atau cincin logam. Sel beban dikalibrasikan oleh pabrikan yang bersangkutan. Piranti ini dirancang untuk mengukur gaya tekanan mekanis, gaya pemampatan (kompresi), atau gaya puntir yang bekerja pada sebuah objek. Ketika batang atau cincin logam piranti ini berada di bawah tekanan, tegangan yang timbul pada terminal-terminalnya dapat dijadikan rujukan untuk mengukur besarnya gaya.

Perangkat-perangkat elektronik khusus, secara otomatis akan menghitung dan menampilkan nilai gaya yang bekerja pada sel beban. Sel-sel beban seringkali digunakan untuk menimbang berat suatu objek. Tipe-tipe kelas berat dapat digunakan untuk menimbang bobot sebesar ratusan atau bahkan ribuan kilogram. Pada sebuah weight bridge atau jembatan penimbang, sel-sel beban semacam ini digunakan untuk menimbang kendaraan dengan bobot muatan yang sangat besar. Versi-versi yang lebih kecil juga dibuat, untuk menimbang massa dengan bobot hingga beberapa kilogram.
 Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional
Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat diferensial sederhana:




Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.

yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika DasarPenguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional
Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
kgfjjgklfjgklfjrfhjkhjdfhjdcjdfbvjfvnHome » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Teori Elektronika » Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp Wednesday, November 14th 2012. | Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell Annuity Payment Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat. Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-berhimpit satu sama lainnya. Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat Differensial Pada Op-Amp,Penguat differensial,titik stabil penguat differensial,Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp,Konfigurasi Penguat Differensial,Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp,Karakteristik Penguat Differensial,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp,Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial,penguat pasangan differensial,CMMR,Common Mode Rejection Ratio,CMMR penguat differensial Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama. Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama, maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE. Berbagi Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp": 0 0 236 Artikel Terkait "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Penguat Differensial Dengan Sumber Arus KonstanPenguat Differensial Dengan… Penguat 1 (Satu) TransistorPenguat 1 (Satu) Transistor Titik Kerja TransistorTitik Kerja Transistor Distorsi Crossover Pada PenguatDistorsi Crossover Pada Penguat Feedback Bias TransistorFeedback Bias Transistor Oscilator ArmstrongOscilator Armstrong Oscilator PierceOscilator Pierce DMCA.com Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" memberikan manfaat. Terima kasih Like Untuk Ikuti Perkembangan Materi Elektronika Buat Pesan Untuk Artikel "Penguat Differensial Pada Op-Amp" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required)

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-differensial-pada-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar